HAL YANG MENARIK SELAMA STUDI LAPANGAN
Oleh : Farrell Hafizh Fathana Pribadi XI IPS 1
Pada tanggal 22 – 27 Januari 2018 saya bersama dengan teman – teman
Heksadraga beserta dengan 17 guru dan karyawan pergi ke Surabaya dan Batu untuk
melakukan kegiatan wajib dari sekolah, yaitu studi lapangan. Pada hari senin 22
januari saya beserta teman – teman saya pergi ke Stasiun Gambir yang di dekat
Monumen Nasional. Kami semua pergi menggunakan kereta api, kami berangkat pada
pukul 21.00 WIB dan di perkirakan sampai ke tujuan yaitu Stasiun Turi di
Surabaya pada pukul 6.00 WIB. Saya sendiri sudah pernah naik kereta api jarak
jauh dari Malang hingga Jakarta yang memakan kurang lebih 12 jam.
Saya sempat terkejut
dengan banyaknya teman-teman saya yang belum pernah pergi jarak jauh
menggunakan kereta api. Mereka lebih memilih untuk menggunakan pesawat terbang
walau hargnya memang bisa dibiliang lebih mahal daripada kereta api, namun
memakan waktu yang jauh lebih sedikit ketimbang menggunakan kereta api.
Meskipun banyak yang belum pernah menggunakan kereta api untuk pergi jarak jauh
tidak ada dari teman-teman saya yang mengeluh dan kapok menggunakan kereta api,
mereka semua bersenang-senang di kereta dan waktu pun tidak terasa dan kita pun
sudah sampai. Dari 6 hari saya berada di Surabaya dan Batu hanya ada 3 tempat
yang membuat saya sangat tertarik yaitu Armatim, Bromo dan SMAS Selamat Pagi.
Mulai dari Armatim,
saya sangat terpukau karena ini pertama kalinya saya melihat kekuatan maritim
dari Indonesia. Banyak kapal perang yang saya dulu hanya bisa lihat dari
gambar-gambar dari google. Meskipun Indonesia dibilang sebagai negara yang
kapal kapalnya tidak sebagus dan sebanyak dengan negara seperti Amerika dan
negara-negara yang lain, tapi jika dilihat dari banyaknya kapal yang ada di
Armatim itu sudah banyak sekali kapal-kapal yang ada di pelabuhan mereka. Tentu
saja jika sudah di Armatim tidak cukup jika kita hanya melihat dari luar tetapi
kita juga harus melihat kapal tersebut dari dalam. Oleh karena itu saya bersama
dengan teman-teman Heksadraga saya dibariskan lalu kita masuk kedalam kapal
tersebut. Hal pertama yang saya perhatikan adalah tentunya persenjataan dari
kapal, kapal yang saya lihat mempunyai 2 senjata sebesar 75mm di geladaknya
yang di kendalikan secara manual. Hal kedua yang saya perhatikan adalah
jangkarnya yang sangat besar, tidak seperti yang saya bayangkan yang jika
dilihat dari gambar-gambarnya sangatlah kecil. Lalu saya masuk ke dalam
anjungan dari kapalnya dan melihat bagaimana seorang kapten dengan teman-temannya
mengoperasikan kapal perang. Lalu saya ke tempat para tentara-tentara tidur di
dalam kapalnya. Setelah selesai keliling di kapal tersebut kita pergi ke tempat
museum yang ada di dalam Armtim. Museum tersebut tidak menyimpan banyak benda
hanya beberapa foto dari tentara-tentara dari cabang-cabang yang berbeda dari
TNI AL. Pusat perhatian dari museum tersebut adalah monument Jayamahe yang
sangat tinggi dan ada gong di luar museum tersebut yang sangat besar. Setelah
itu kita mengakhiri perjalanan kita di Armatim.
Lalu nomor dua yang
membuat saya tertarik adalah Gunung Bromo. Saya bersama teman teman angkatan
saya harus bangun dan bersiap untuk pergi ke Gunung Bromo pada pukul 23.00 WIB.
Lalu pada jam 23.30 WIB kita sudah masuk ke dalam elf yang sudah ditentukan dan
mulai perjalanan kita untuk pergi ke Gunung Bromo, perjalanan dari Hotel
Agrowisata ke Gunung Bromo menggunakan elf memakan waktu 3 jam. Saya tidak bisa
bercerita banyak tentang perjalanan saya ke Gunung Bromo karena saya tidur di
dalam elf. Singkat cerita. Ketika kita sudah sampai di desa dekat dengan Gunung
Bromo kita dibagi lagi menjadi 5 orang per jeep. Jeep tersebut akan digunakan
untuk mobilisasi dari camp 1 ke berbagai lokasi yang ada di dekat Gunung Bromo.
Untuk tempat yang kita kunjungi pertama tentunya adalah puncak dari Gunung
Bromo karena kita mengincar sunrisenya.
Namun sepertinya cuaca tidak berpihak kepada kita karena ketika kita sedang
mulai naik hujan pun turun dan menutup semua pemandangan yang terlihat. Hal
yang membuat saya terkejut itu adalah saya kira puncak dari Gunung Bromo itu
sepi dan tidak akan ada banyak orang yang berjualan, namun sepertinya asumsi
saya itu salah karena sepanjang jalan naik ke puncak Gunung Bromo sudah berdiri
warung-warung dan banyak orang yang sudah berkeliaran diatas. Setelah selesai
di puncak Gunung Bromo kita melanjutkan aktivitas kita di sekitar kawah Bromo,
namun lebih banyak siswa yang lebih memilih untuk berfoto-foto dan naik kuda di
sekitar kawah daripada melihat kawah itu sendiri, singkat cerita kita lalu
melanjutkan aktivitas kita ke tempat berikutnya yaitu bukit Teletubbies, sama
seperti di kawah lokasi ini dipakai untuk orang-orang yang senang berfoto,
bukit Teletubbies sendiri merupakan padang sabana yang sangat luas yang diapit
oleh bukit di kanan kirinya. Setelah selesai berfoto-foto di bukit Teletubbies
kita melanjutkan acara ke destinasi berikutnya yaitu pasir berbisik sama
seperti bukit Teletubbies tempat ini bagus untuk orang yang senang berfoto
namun bedanya jika bukit Teletubbies itu padang sabana yang luas, pasir
berbisik ini isinya hanyak pasir yang sangat banyak. Setelah dari pasir
berbisik acara kita untuk hari itu sudah selesai dan kita balik lagi ke hotel.
Singkat cerita tempat
terakhir yang membuat saya tertarik adalah SMAS Selamat pagi. Yang hebat dari
sekolah ini adalah keberagaman antara siswa yang bersekolah di sekolah
tersebut. Siswa yang bersekolah disekolah tersebut ada dari sabang sampai
merauke dan agama mereka beragam. Namun uniknya perbedaan tersebut adalah yang
mempersatukan mereka, mereka berasal dari keluarga yang tidak mampu atau yatim
piatu. Namun halangan seperti itu tidak menghalangi mereka untuk meraih banyak
prestasi dan akhirnya keliling dunia.
Saya sangat senang
selama studi lapangan 2018. Karena saya bisa melihat dan belajar banyak
pelajaran yang baru dan menarik, tetapi yang membuat itu semua semakin berharga
adalah saya dapat melakukannya bersama teman-teman saya.

Comments
Post a Comment