Monumen Tugu–IKON JAKARTA
Oleh: Mollynda
Ara Safia
Kelas: XI IPS 1
Monas, singkatan
dari Monumen Nasional merupakan sebuah monument peringatan yang didirikan untuk
mengenang perjuangan dan perlawanan rakyat Indonesia untuk merebut kemerdekaan
dari bangsa kolonial Belanda. Monas terletak di Gambir, Jakarta Pusat. Bagi
orang Jakarta, berkunjung atau berlibur ke Monas tentu bukan merupakan hal yang
asing lagi. Monumen ini akan selalu ramai dikunjungi seluruh warga Indonesia
yang ingin mengetahui sejarah mengenai kemerdekaan Indonesia.
Pembangunan
terdiri atas tiga tahap. Tahap pertama, kurun 1961 / 1962 – 1964 / 1965 dimulai
dengan mulainya secara resmi pembanguan pada tanggal 17 Agustus 1961 dengan
Soekarno secara seremonial menancapkan pasak beton bangunan total 284 pasak
beton digunakan sebagai pondasi bangunan. Sebanyak 360 pasak bumi ditanamkan untuk
fondasi museum sejarah nasional. Keseluruhan pemancangan fondasi rampung pada
bulan Maret 1962. Dinding museum di dasar bangunan selesai pada bulan Oktober.
Kemudian dimulai
dan akhirnya rampung pada bulan Agsutus 1963. Pembanguanan tahapm kedua berlangsung
pada kurun 1966 hingga 1968 akibat terjadinya gerakan 30 September 1965
(G30S/PKI) dan upaya kudeta, tahap ini sempat tertunda. Tahap akhir berlangsung
pada tahun 1969-1967 dengan menambahkan diorama pada museum sejarah. Meskipun
pembangunan telah rampung, masalah masih sajaterjadi, antara lain kebocoran air
yang menggenangi museum. Monumen secara resmi dibuka untuk umu dan diresmikan
pada tanggal 12 Juli 1975 oleh Presiden RI Soeharto. Lokasi pembangunan miseuen
dikenal denagn nama Medan Merdeka. Lapangan Monas menaglami lima kali
penggantian nama yaitu Lapangan Gambir, Lapanga Ikada, Lapangan Merdeka,
Lapanga Monas dan Taman Monas. Disekeliling tugu terdapat taman, dua buah
kolam, dan beberapa lapangan terbuka tempat berolahaga. Pada hari-hari libur
Medan Merdeka dipenuhi pengunjung yang berrekreasi dan menikmati pemandangan
dan melakukan berbagai aktivitas dalam taman.
Di Monumen
Nasional ini, kita dapat melihat relief sejarah Indonesia. Pada tiap sudut halaman luar yang mengelilingi monumen
terdapat relief yang menggambarkan sejarah Indonesia. Relief ini bermula
di sudut timur laut dengan mengabadikan kejayaan Nusantara pada masa lampau;
menampilkan sejarah Singhasari dan Majapahit. Relief ini berlanjut secara
kronologis searah jarum jam menuju sudut tenggara, barat daya, dan barat laut.
Secara kronologis menggambarkan masa penjajahan Belanda, perlawanan rakyat
Indonesia dan pahlawan-pahlawan nasional Indonesia, terbentuknya organisasi
modern yang memperjuangkan Indonesia Merdeka pada awal abad ke-20, Sumpah
Pemuda, Pendudukan Jepang dan Perang Dunia II, proklamasi kemerdekaan Indonesia
disusul Revolusi dan Perang kemerdekaan Republik Indonesia, hingga mencapai
masa pembangunan Indonesia modern. Relief dan patung-patung ini dibuat dari
semen dengan kerangka pipa atau logam, namun beberapa patung dan arca tampak
tak terawat dan rusak akibat hujan serta cuaca tropis.
Selain itu, di bagian dasar monumen terdapat Museum Sejarah Nasional
Indonesia. Ruangan besar berlapis marmer ini terdapat 48 diorama
pada keempat sisinya dan 3 diorama di tengah,
sehingga menjadi total 51 diorama. Diorama ini menampilkan sejarah Indonesia
sejak masa pra sejarah hingga masa Orde Baru. Diorama ini dimula dari sudut
timur laut bergerak searah jarum jam menelusuri perjalanan sejarah Indonesia;
mulai masa pra sejarah, masa kemaharajaan kuno seperti Sriwijaya dan Majapahit,
disusul masa penjajahan bangsa Eropa yang disusul perlawanan para pahlawan
nasional pra kemerdekaan melawan VOC dan pemerintah Hindia Belanda. Diorama
berlangsung terus hingga masa pergerakan nasional Indonesia awal abad ke-20,
pendudukan Jepang, perang kemerdekaan dan masa revolusi, hingga masa Orde Baru
pada masa pemerintahan Suharto.
Di bagian
dalam cawan monumen terdapat Ruang Kemerdekaan berbentuk amphitheater. Ruangan
ini dapat dicapai melalui tangga berputar di dari pintu sisi utara dan selatan.
Ruangan ini menyimpan simbol kenegaraan dan kemerdekaan Republik Indonesia.
Diantaranya naskah asli Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang
disimpan dalam kotak kaca di dalam gerbang berlapis emas, lambang negara
Indonesia, peta kepulauan Negara Kesatuan Republik Indonesia berlapis
emas, dan bendera merah putih, dan dinding yang bertulis naskah Proklamasi
Kemerdekaan Republik Indonesia. Di dalam Ruang Kemerdekaan Monumen Nasional ini
digunakan sebagai ruang tenang untuk mengheningkan cipta dan bermeditasi
mengenang hakikat kemerdekaan dan perjuangan bangsa Indonesia.
Nah di ruang kemerdekaan ini juga terdapat goresan tinta di
atas kertas ini bukan hal biasa, bedanya kertas ini memiliki pengaruh besar
bagi masa depan bangsa Indonesia. Bukan sekadar goresan huruf-huruf saja, tapi
susunan hurufnya yang memiliki makna besar dari hasil pergerakan bangsa
Indonesia melawan kolonial Belanda. Luar biasa, kata demi kata yang tertulis di
atas kertas menjadi penentu kemerdekaan Bangsa Indonesia. Disanalah disimpan Naskah
Proklamasi yang disusun oleh Proklamator bangsa Indonesia, yaitu Ir. Soekarno
dan Muhammad Hatta.
Naskah asli
proklamasi kemerdekaan Indonesia disimpan dalam kotak kaca dalam pintu gerbang
berlapis emas. Pintu mekanis ini berlapis emas dihiasi ukiran bunga Wijaya
Kusuma yang melambangkan keabadian, serta bunga Teratai yang melambangkan
kesucian.
Dari balik pintu gapura ini akan terdengar suara sang
Proklamator Soekarno saat membacakan teks Proklamasi. Sebelum pintu terbuka
maka akan diperdengarkan nyanyian lagu Indonesia Raya, pengunjung akan
menikmati suasana hikmat mendengarkan rekaman pembacaan naskah proklamasi.
Sambil mendengarkan rekaman suara Soekarno, pengunjung dapat menyaksikan
replika naskah teks Proklamasi yang ditempatkan di dalam kotak kaca yang
terlihat saat pintu terbuka. Pintu ini dikenal dengan nama Gerbang Kemerdekaan. Pada sisi
selatan terdapat patung Garuda Pancasila, lambang negara Indonesia terbuat
dari perunggu seberat 3,5 ton dan berlapis emas. Pada sisi timur terdapat
tulisan naskah proklamasi berhuruf perunggu, seharusnya sisi ini menampilkan
bendera yang paling suci dan dimuliakan Sang Saka Merah Putih, yang
aslinya dikibarkan pada tanggal 17 Agustus 1945. Akan tetapi karena
kondisinya sudah semakin tua dan rapuh, bendera suci ini tidak dipamerkan. Sisi
utara dinding marmer hitam ini menampilkan kepulauan Nusantara berlapis emas,
melambangkan lokasi Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Terdapat pula pesan yang ditulis oleh bung karno di Ruang
Kemerdekaan, pesan tersebut yaitu “Kita membangun Tugu Nasional untuk
kebesaran Bangsa. Saja harap, seluruh Bangsa Indonesia membantu
pembangunan Tugu Nasional itu. Soekarno 29/7 1963”.
Setelah ruang
kemerdekaan, terdapat juga Pelataran Puncak dan Api Kemerdekaan. Kita dapat
kesana melalui sebuah elevator (lift) pada pintu sisi selatan akan
membawa pengunjung menuju pelataran puncak berukuran 11 x 11 meter di
ketinggian 115 meter dari permukaan tanah. Lift ini berkapasitas 11 orang
sekali angkut. Pelataran puncak ini dapat menampung sekitar 50 orang, serta
terdapat teropong untuk melihat panorama Jakarta lebih dekat. Pada sekeliling
badan elevator terdapat tangga darurat yang terbuat dari besi. Dari pelataran
puncak tugu Monas, pengunjung dapat menikmati pemandangan seluruh penjuru kota Jakarta.
Bila kondisi cuaca cerah tanpa asap kabut, di arah ke selatan terlihat dari
kejauhan Gunung Salak di wilayah kabupaten Bogor, Jawa Barat, arah utara
membentang laut lepas dengan pulau-pulau kecil.
Di puncak
Monumen Nasional terdapat cawan yang menopang nyala lampu perunggu yang
beratnya mencapai 14,5 ton dan dilapisi emas 35 Kilogram. Lidah api atau obor
ini berukuran tinggi 14 meter dan berdiameter 6 meter terdiri dari 77 bagian
yang disatukan. Lidah api ini sebagai simbol semangat perjuangan rakyat
Indonesia yang ingin meraih kemerdekaan. Awalnya nyala api perunggu ini
dilapisi lembaran emas seberat 35 kilogram, akan tetapi untuk
menyambut perayaan setengah abad (50 tahun) kemerdekaan Indonesia pada tahun
1995, lembaran emas ini dilapis ulang sehingga mencapai berat 50 kilogram
lembaran emas.[9] Puncak tugu berupa "Api
Nan Tak Kunjung Padam" yang bermakna agar Bangsa Indonesia senantiasa
memiliki semangat yang menyala-nyala dalam berjuang dan tidak pernah surut atau
padam sepanjang masa. Pelataran cawan memberikan pemandangan bagi pengunjung
dari ketinggian 17 meter dari permukaan tanah. Pelataran cawan dapat dicapai
melalui elevator ketika turun dari pelataran puncak, atau melalui tangga
mencapai dasar cawan. Tinggi pelataran cawan dari dasar 17 meter, sedangkan
rentang tinggi antara ruang museum sejarah ke dasar cawan adalah 8 m (3 meter
di bawah tanah ditambah 5 meter tangga menuju dasar cawan). Luas pelataran yang
berbentuk bujur sangkar, berukuran 45 x 45 meter, semuanya merupakan
pelestarian angka keramat Proklamasi Kemerdekaan RI (17-8-1945).
Sebanyak
28 kg dari 38 kg emas pada obor monas tersebut merupakan sumbangan
dari Teuku Markam, seorang pengusaha Aceh yang pernah menjadi salah satu
orang terkaya di Indonesia.
Lantas, apa arti dari
tugu emas/lidah api di puncak monas tersebut?
Bagian lidah api bisa jadi merupakan
bagian yang paling menarik dari tugu Monas. Terletak di bagian paling puncak
dari tugu Monas, lidah api ini di balut dengan emas murni (gold foiled)
seberat 35 kilogram (kg). Lidah api ini berbentuk kerucut dengan tinggi 14
meter. Bagian luarnya dilapisi emas murni, dan bagian dalamnya terbuat dari
perunggu seberat 14,5 ton dan terdiri atas 77 bagian yang disatukan.
Tinggi
lidah api dari halaman tugu Monas tercatat sekira 132 meter. Sedangkan jika
diukur dari pelataran puncak ke titik puncak lidah api tingginya mencapai 17
meter. Di
bagian paling puncak lidah api juga dipasang tiang penangkal petir. Ini
bertujuan untuk menjaga keamanan lidah api dari gangguan petir. Badan tugu
Monas melambangkan tegaknya perjuangan dan keagungan Revolusi Kemerdekaan
Bangsa Indonesia. Sedangkan lidah api Kemerdekaan melambangkan semangat
Kemerdekaan Bangsa Indonesia yang tak kunjung padam. 
Comments
Post a Comment