SUATU HARI DI KOTA BATU



Oleh : Malika Hasna Putri Dhahana
Kelas : XI IPS 1

Hai! Namaku Malika. Aku seorang pelajar di Sekolah Menengah Atas Labschool Kebayoran. Sekolah yang bisa dibilang cukup dikenal banyak orang di seluruh Jakarta Selatan. Selain terkenal karena status akademiknya yang mengesankan, Labschool juga terkenal dengan kegiatan non-akademiknya yang sangat banyak. Mulai dari Trip Observasi, Bintama, Pramuka, dll. Namun kegiatan yang paling aku tunggu-tunggu adalah kegiatan studi lapangan. Studi lapangan diadakan setahun sekali, saat aku duduk di kelas 10 (1 SMA) angkatanku bekunjung ke Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk jurusan IPS dan ke Ancol untuk jurusan IPA.

Tahun ini aku sudah duduk di bangku kelas 11 (2 SMA) dan tanggal 22-27 Januari 2018 merupakan jadwal angkatan saya, Heksadasa Darmantya Brahwalaga (Heksadraga) untuk melaksanakan kegiatan studi lapangan untuk yang kedua kalinya. Tahun ini, kami direncanakan untuk pergi ke kota Malang dan Surabaya. Aku tidak  mau banyak basa-basi, tujuan aku menulis pengalaman ini adalah untuk memenuhi tugas Sejarah Indonesia yang diberikan oleh Pak Shobirin. Setelah studi lapangan kami ditugaskan untuk menceritakan pengalaman yang paling tidak bisa dilupakan selama menjalani kegiatan. Jadi, inilah pengalaman yang tidak akan pernah saya lupakan.

Tanggal 25 Januari, tepatnya pada hari kamis, kami disambut oleh pagi yang cerah setelah hujan yang sangat deras di hari-hari sebelumnya. Kegiatan yang akan kita lakukan di hari itu adalah berkunjung ke sekolah yang bernama Sekolah Menengah Atas Selamat Pagi. Jujur saja, nama tersebut baru pertama kali saya dengar saat itu. Saya sangat bingung karena saya tidak berfikir bahwa kami hanya akan berkunjung ke sebuah sekolah yang kedengerannya biasa saja. Namun ternyata fikiran saya salah. Sekolah tersebut adalah sekolah yang sangat tidak biasa dan beda dari sekolah-sekolah di manapun di seluruh Nusantara. Kunjungan tersebut pun menjadi tidak terlupakan bagi saya.

Saat kami sampai, kami disembut dengan senyuman hangat dan sapaan selamat pagi dari orang-orang (mungkin murid-murid karena mereka tidak memakai seragam) yang bekerja di sekolah tersebut.
Mereka berdiri dalam 2 baris dan membuka sebuah jalan untuk kami lalui. Selama kita berjalan, mereka tidak henti-hentinya menyapa kita dengan sambutan “Selamat Pagi”. Mungkin hal tersebut ada kaitannya dengan nama sekolah mereka juga.

Saya sangat tercengang. Sekolah ini sangat beda dari apa yang saya bayangkan sebelumnya. Bahkan, tempat tersebut sama sekali tidak terlihat seperti sekolah. Tempat tersebut lebih merupai sebuah taman bermain yang megah. Saya tidak melihat satupun papan tulis, bangku dan kursi belajar, atau bahkan sebuah ruang kelas. Sekolah itu sangat berwarna dan seperti menyatu dengan alam karena di mana-mana terdapat pepohonan dan rumput-rumput liar yang tumbuh.

Di sana juga terdapat sawah berisikan sayur-mayur yang mereka tanam sendiri dan siram secara rutin. Rumah hijau juga tersedia untuk tanaman hidroponik dan lainnya. Sekolah ini ternyata dibagi menjadi beberapa  divisi. Ada transformation center, laboratorium, farm center yang semuanya tersebar di berbagai tempat.

Kami diarahkan ke suatu hall yang besar berisikan berderet-deret tempat duduk dan beberapa toko yang menjual cemilan dan minuman dingin jika selama menonton kami merasa lapar. Acara dibuka oleh seorang wanita yang memperkenalkan kami dengan sekolah luar biasa ini. Perkenalan dilakukan dengan menayangkan sebuah video yang menjawab semua pertanyaan yang ada di benak saya pagi itu.

Setelah saya menonton video tersebut saya sangat terharu. Mengapa? Karena ternyata
sekolah ini fenomenal karena gratis segala-galanya dan bahkan memberi uang kepada siswa sebagai imbalan latihan bekerja, latihan entrepreneurship. Sekolah ini hanya menerima anak yatim, anak piatu, anak yatim-piatu termasuk yang orang tuanya cerai, anak keluarga miskin orang tua masih bersatu dan lengkap. Dari seluruh Indonesia, dari Sabang sampai Merauke, dari Sangir-Talaud siswa Rote.

Persentase siswa yang diterima menurut persentase penganut agama di Indonesia sambil mengikuti kuota daerah agar siswa dari kelima agama yang diakui resmi di Indonesia dan dari berbagai daerah di Indonesia terwakili. Di sekolah yang menampung siswa beragam agama dan suku bangsa ini ditumbuhkembangkan semangat persatuan sebagai bangsa Indonesia yang menghargai perbedaan dan melaksanakan toleransi. Selain itu ditumbuhkembangkan pula jiwa entrepreneurship sebagai bekal mencari nafkah dan berbuat bagi bagi masyarakat sekitar.

Cemilan yang dijual di sekolah ini pun ternyata merupakan produksi dari murid-muridnya sendiri. Salah satu cemilan yang sudah terkenal dan sukses dalam penjualannya adalah “Choco Banana” yaitu cemilan keripik kentang yang sehat dan lezat. Choco Banana diproduksi dengan bahan-bahan berkualitas dan tidak jarang orang-orang membelinya sebagai oleh-oleh khas Malang. Tentu saja, semua profit dari penjualan tersebut akan digunakan untuk pembangunan sekolah dan juga modal untuk entrepenuer-entrepenuer muda lainnya.

Setelah video selesai, kami dipersilahkan untuk berkeliling dan ikut merasakan apa yang mereka pelajari dan lakukan di sekolah tersebut. Pertama, ‘guide’ kami memperlihatkan kami pada sebuah ‘kandang kelinci’. Namun kandang kelinci tersebut bukan yang seperti anda bayangkan. Kandang ini sangat luas dan dilengkapi oleh hiasan-hiasan seperti miniatur Eiffel Tower, Menara Pisa, dan monument-monumen terkenal lain dari seluruh dunia. Hiasan tersebut menjadi tempat berlalu- lalangnya kelinci-kelinci lincah tersebut.

Setelah itu, kami diajak ke sebuah tempat peternakan. Peternakan tersebut berisi hewan-hewan seperti kambing, ayam, burung, dan lainnya. Kami diberi kesempatan untuk berfoto dan memberi makan kepada hewan tersebut. Berikutnya, kami diajak memasak oleh salah satu murid dari sekolah tersebut. Kami memasak jamur dengan saus teriyaki yang merupakan produksi dari sekolah itu juga.

Saat semua divisi sudah kami lihat dan pelajari, kami diarahkan ke area panggung dan melihat sebuah pertunjukkan yang sangat luar biasa. Pertunjukkan tersebut menampilkan semua kebudayaan nasional Indonesia dari Sabang samapai Merauke dan di satu padukan dengan sangat indah.

Kunjungan ke sekolah ini membuat saya sangat bersyukur akan hidup saya karena masih banyak sekali orang yang kurang beruntung di dunia ini. Namun juga membuka mata saya bahwa orang-orang beruntung tersebut dapat mencapai hal-hal yang sangat besar jika mendapat pendidikan yang layak




Comments

  1. Yth nusa widhi dhahana tolong selesaikan tunggakan kartu kredit bank mega 4201920065351684 dan 4890870054977658 dengan total tagihan Rp70,000,000 dua kartu silahkan hub 08118075051 atau silahkan datang ke bank mega card center jl rs mata aini kav 5-6 kuningan setia budi jakarta selatan trimakasih.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Peran Sayuti Melik dalam Perumusan Naskah

Kunjungan Asik Ke Bromo

Hari Paling Berkesan Saat Studi Lapangan