Sesuatu Menarik Saat Studi Lapangan

Oleh: Astrid Ayu Rengganis (8)
Dibalik Bromo 

Pada 22 januari – 27 januari yang lalu, kami siswa/siswi angkatan 16 Sekolah Menengah Atas Labschool Kebayoran melakukan perjalanan ke luar kota yang biasa kami sebut dengan nama Studi Lapangan. Pada studi lapangan kali ini kami mengunjungi 3 kota terkenal di daerah Jawa Timur, mulai dari Surabaya lalu ke Malang dan selanjutnya ke Kota Batu. Perjalanan kami mulai dengan berkumpul di Stasiun Kereta Api Gambir, kami berkumpul pada sore hari, lalu mulai bergerak menuju Surabaya sebagai destinasi pertama kita pada malam hari kira-kira pukul 21.15, ini adalah pengalaman pertama saya berpergian ke luar kota menggunakan kereta, maka itu saya cukup antusias hari itu.
Kami mengunjungi cukup banyak tempat selama beberapa hari studi lapangan berlangsung, mulai dari Amartim, PT.Maspion hingga Universitas Airlangga, tidak lupa bagian yang sangat menyenangkan dalam perjalanan ini yaitu Gunung Bromo dan Museum Angkut. 2 hari pertama dihabiskan untuk mengunjungi tempat-tempat yang bersangkutan dengan pelajaran dan sisanya digunakan untung mengunjungi tempat wisata di kota Batu dan Malang.
Hal yang menarik bagi saya adalah mengunjungi Bromo di waktu yang saya rasa kurang tepat, pada tanggal 25 januari kami dijadwalkan untuk mulai bergerak dari hotel pada pukul 00.00 menggunakan elf yang sudah diatur, dan seharusnya pada pukul 23.30 kami sudah harus berada di lobby untuk bersiap-siap, tapi siapa sangka saya dan teman sekamar saya, kami ber-4 baru terbangun dari tidur singkat kami pada pukul 23.50 yang artinya 10 menit lagi, elf kami akan berangkat. Benar saja ketika kami sampai di lobby, semua teman-teman yang lain sudah siap di elf mereka masing-masing, dan keadaan cukup gelap jadi agak sulit bagi saya menemukan nomer elf yang seharusnya saya isi itu, setelah cukup susah payah akhirnya saya menemukan elf tersebut.
Setelah 3 jam perjalanan, akhirnya kami tiba di tempat yang kami tuju, titik awal menuju bromo. Saat turun dari elf udara sudah mulai terasa dingin ditambah angin dan rintik-rintik hujan yang turun. Kira-kira pukul 3 pagi saat itu, dan kami harus mencari nomer jeep yang sudah diatur untuk kami tumpangi, sangat gelap dan sangat susah untuk mencari  jeep dengan nomer tertentu, selain karena gelap kesulitan kami ditambah dengan banyaknya teman-teman lain yang sedang menacri jeep untuk mereka tumpangi juga. Sampai akhirnya kami berteriak-teriak untuk mendapatkan jeep dengan nomer yang kami cari, setelah cukup lama mencari akhirnya kami menemukan jeep tersebut.     
Perjalanan menggunakan jeep menuju lokasi sun rise memakan waktu sekitar 45 menit. Setelah 45 menit sampailah kami di suatu jalan berliku yaitu penanjakan, keadaan masih sangat gelap sehingga membuat jarak pandang kami sangat pendek, dan cuaca yang sangat dingin karena hujan dan angin juga masih setia menemani. Kedinginan dan sangat basah, mungkin kata yang dapat mendeskripsikan keadaan saya dan teman-teman saat itu. Saya sendiri tidak naik menuju tempat dimana seharusnya kami bisa menyaksikan sun rise dengan indah, karena sudah terlalu banyak orang disana, dan hujan yang membuat saya berfikir sun rise tidak akan terlihat. Tetapi tidak sedikit teman-teman saya yang masih penasaran dan tetap naik kesana. Dan ternyata hasilnya nihil, sun rise tidak terlihat pagi itu. Kecewa mungkin, lelah pasti, tapi kami tetap melanjutkan perjalanan kami. Setelah selesai berdiam diri di penanjakan, kami semua kembali ke jeep untuk melanjutkan perjalanan ke Kawah Bromo yang tidak jauh dari tempat penanjakan tadi. Sampai disana yang pertama kali saya rasakan adalah dingin itu lagi, yang sedaritadi belum pergi ternyata, hanya tidak terasa selagi saya di jeep. Yang seharusnya gunung bromo terlihat jelas dari tempat saya berdiri saat itu, malah tidak terlihat karena tertutup kabut, jadilah kami melihat kabut. Naik kuda adalah pilihan sebagian besar teman-teman saya, sedangkan saya lebih memilik berfoto-foto di bawah. Meskipun sang bromo tertutup kabut, pemandangan sekitar tidak kalah indah, jadilah saya dan teman-teman saya berfoto-foto disana.
Cukup lama menghabiskan waktu disana, akhirnya kami bergerak lagi menuju Bukit Teletubbies. Tidak butuh waktu lama untuk sampai disana, saat sampai, saya sangat senang sekaligus langsung menyukai tempat ini. Sangat indah, tidak perlu waktu lama untuk menyadari betapa indahnya tempat ini. Berdiri diantara bukit-bukit hijau membuat saya seketika hanya ingin menikmatinya, tanpa mengambil gambar, tapi pada akhirnya saya dan teman-teman saya, kami tidak lupa berfoto-foto. Tempat yang sangat jelas berbeda dari tempat sebelumnya, membuat saya semakin sadar bahwa tempat-tempat yang ada disini sangat beragam. Dan keindahan di Bukit Teletubbies ini dapat menghilangankan sebagian kekecewaan saya soal sun rise yang gagal saya lihat, sun rise indah yang seharusnya dapat menjadi pembuka atas keindahan-keindahan selanjutnya disini. Setelah cukup banyak pemandangan dan foto-foto yang saya kantongi, perjalanan pun dilanjutkan. Selanjutnya kami menuju ke tempat yang mungkin namanya cukup aneh bagi saya pada awalnya, Pasir Berbisik.
Pasir Berbisik, nama yang cukup membingungkan bagi saya pada awalnya, tetapi setelah mendapat penjelasan dari beberapa orang akhirnya saya mengerti. Meskipun titik utamanya adalah pasir yang seperti berbisik karena terkena angin, ternyata pemandangan di sekelilingnya juga sangat indah, terlihat gunung/bukit yang berwarna coklat kehitam-hitaman. Jika di tempat sebelumnya semua terlihat hijau, di Pasir Berbisik itu semua terasa sangat gelap, meskipun gelap tempat ini juga sangat indah dan menjadi salah satu tempat yang saya sukai lagi di bromo ini, semua orang yang masih bersemangat foto, menggunakan waktu mereka dengan cukup baik dengan berfoto-foto disini. Tapi sangat disayangkan waktu yang kami miliki disini sangat singkat, karena tiba-tiba saja hujan turun membasahi seluruh pasir dan tubuh kami lagi.
Pasir berbisik menjadi destinasi terakhir kami di bromo hari itu, lalu kami pulang menuju ke tempat pertama kami memulai perjalanan ke bromo ini.



Comments

Popular posts from this blog

Peran Sayuti Melik dalam Perumusan Naskah

Kunjungan Asik Ke Bromo

Hari Paling Berkesan Saat Studi Lapangan