THE JOURNEY TO MOUNT BROMO
Jujur
saja pengalaman ke Bromo bersama angkatan Heksadraga merupakan pengalaman
pertama saya. Perjalanan ini diawali oleh guru-guru membangunkan kami pada
pukul 23.00 untuk bersiap-siap jadi bisa kita simpulkan ke Bromo membutuhkan
waktu dua hari, Kita mempersiapkan diri memakai baju hangat karena kabarnya di
Bromo cuacanya sampai minus. Saya memakai baju dua lapis dan jaket serta sarung
tangan dan juga topi dan tidak lupa juga saya memakai kaos kaki panjang untuk
menghangatkan badan. Pada pukul 23.20 kami semua sudah berkumpul di lobby Hotel
Argowisata, makan pagi sudah disediakan oleh guru-guru di depan lobby. Sehabis
saya mengambil makan pagi saya langsung menuju ke elf yang telah di tentukan.
Perjalanan ke Bromo menggunakan 17 elf, satu elf terdiri 20 orang, dengan
pendampingnya Pak Doni. Perjalanan menggunakan elf dari hotel lumayan memakan
waktu lama, dan elf kami juga sempat menunggu elf yang mogok di belakang.
Sehingga saya bisa menghabiskan makan pagi dan tidur di elf sebelum sampai ke
tempat jeep-jeep berada. Setelah sampai ke lokasi saya dan teman-teman saya
mencari jeep yang seharusnya kami tumpangi yaitu jeep nomor 20 namun sayangnya
saya dan teman-teman saya tidak menemukan jeep tersebut. Akhirnya ada satu
supir jeep yang meneriaki kami untuk langsung masuk kedalam mobil. Dan ternyata
di dalam mobil tersebut sudah ada Freija dan juga Visco. Lalu saya dan
teman-teman akhirnya ikut di dalam jeep tersebut. Lalu kita ternyata masih
harus menunggu kurang lebih 20 menit. Akhirnya Freija dan Visco pindah karena
jeep yang ditumpangi oleh anak-anak kelas mereka masih bisa menampung orang.
Tidak lama kemudian teman saya yaitu Ami dan Nami harus menggunakan toilet.
Mereka berdua minta ditemani oleh saya, ternyata pintu toiletnya tidak bisa
ditutup dan berinisiatif untuk menjaga pintu toilet tersebut agar tidak
terbuka. Beberapa saat kemudian satu persatu jeep mulai berjalan. Saya, Ami,
dan Nami pun bergegas untuk kembali ke dalam jeep. Jeep saya berisikan empat orang
yaitu Saya, Nami, Ami, dan Najlaa. Perjalanan dari tempat jeep menuju lokasi
sunrise cukup curam dan licin, ditambah faktor cuaca yang tidak mendukung yaitu
hujan yang lumayan deras lalu berhenti sementara. Ternyata kita berhenti di
jalanan menuju ke tempat sunrise dan masih harus menanjak untuk sampai ke
lokasi sunrise. Tiba-tiba hujan datang kembali dengan deras. Sayangnya saya
lupa membawa jas hujan sehingga saya harus membeli jas hujan dipedagang asongan
yang lewat. Saya memilih jas hujan berwarna biru, lalu saya, Ami, Nami, Najlaa
bingung harus kemana, akhirnya tiba-tiba kita bertemu dengan Ibu Gege. Lalu Ibu
Gege langsung memimpin kita berjalan untuk menuju ke tempat sunrise. Setelah
beberapa lama jalan, kami melewati warung-warung dipinggiran karena pada saat
itu udara sangat dingin dan cuaca gelap kami pun berpikir tidak mungkin kami
dapat melihat sunrise dengan cuaca seperti ini. Akhirnya kami pun izin menunggu
di warung sembari menunggu cuaca kembali cerah ke Ibu Gege. Lalu Ibu Gege pun
mengijinkan kami. Di warung tersebut saya memesan mangkok mie instan dan juga
teh hangat. Begitupun juga Najlaa, Ami, dan Nami. Beberapa lama kemudian Aqila,
Akila, Raina, dan Gita ikut bergabung bersama kami. Lalu kami menghabiskan
waktu kurang lebih 40 menit di warung tersebut. Setelah itu kami beranjak untuk
balik ke jeep kami dan ternyata masih juga hujan deras. Saya dan teman-teman
saya tetap menuju ke jeep walaupun masih hujan deras. Lalu diperjalanan kami
bertemu dengan teman-teman yang lain dan kamipun bertanya ada apa di tempat
sunrise tersebut. Ternyata mereka bilang di atas gelap karena mataharinya
tertutup oleh kabut dan awan. Untung kami tidak jadi naik keatas.
Setelah
kami mencari-cari jeep kami ternyata posisi jeepnya sudah berubah menjadi lebih
jauh. Lalu kamipun segera masuk ke dalam jeep dengan keadaan basah kuyup.
Sepertinya supir jeepnya kesal karena kami membasahi jok jeepnya. Dan dia juga
memarahi Nami karena tidak menutup pintunya dengan kencang sehingga dia harus
turun dan menutupi pintu mobil jeepnya. Lalu setelah menunggu giliran jeep kami
turun, kamipun melanjutkan perjalanan ke Kawah Gunung Bromo. Kawah ini terkenal
karena pemandangannya yang indah dan juga fotogenic sehingga kami menghabiskan
banyak sekali waktu disini untuk berfoto-foto. Beberapa teman saya juga ada
yang menunggangi kuda seperti Alvin, Rafi, Gibran. Mereka sangat asyik
kejar-kejaran dengan kuda. Namun juga ada teman saya yang sangat takut dengan
kuda yaitu Gijel. Sehingga dia harus lari-lari supaya jauh dari kuda-kuda tersebut.
Lalu kami mengakhiri kegiatan di Kawah Bromo dengan foto angkatan Heksadraga.
Keadaan Kawah Bromo pada saat itu juga sangat berangin dan kondisinya banyak
sekali pasir sehingga kami semua memakai kacamata dan masker wajah. Setelah itu
kami melanjutkan perjalanan ke savanna yang dinamakan Bukit Teletabis. Bukit
ini dinamakan dari sebuah film masa kecil dulu yaitu The Teletubbies yang di
dalam film itu memang terdapat sebuah bukit. Namun sebelum sampai ke Bukit
Teletabis kami melipir dulu di ilalang yang menurut kami berempat ilalang itu
sangat bagus untuk tempat foto. Namun ternyata di depan kami juga ada jeep yang
melipir, kami kira mereka juga ingin berfoto di ilalang tersebut ternyata salah
satu penumpang di dalam jeep tersebut mual dan dia turun di ilalang saya, Nami,
Ami, dan Najlaa kaget karena tiba-tiba ada yang muntah. Kita berfoto-foto
selama kurang lebih 10 menit dan melanjutkan ke Bukit Teletabis. Di Bukit
Telatabis terdapat tebing yang sangat tinggi hingga bagian dari tebing itu
tertutup oleh awan dan di satu sisi yang lain baru ada bukit. Ternyata Setelah
dari Bukit Teletabis kami bergerak menuju ke Pasir Berbisik. Tempat ini kurang
lebih sama dengan Kawah Bromo. Saat di pasir berbisik saya, Najlaa, Ami, dan
Nami tidak turun karena kami berempat memakan makan siang yang sudah disediakan
di jeep. Setelah dari pasir berbisik kami menuju ke tempat awal yaitu parkiran
jeep. Dan disana sudah terparkir dengan rapih elf-elf yang tadi mengantar kami
kesini. Lalu setelah sampai kamipun langsung balik kedalam elf masing-masing.
Menurut
saya perjalanan ke Bromo ini merupakan pengalaman yang tidak akan terlupakan,
karena ini kali pertama saya ke Bromo dan juga bersama teman-teman yang akan
selalu berkesan di ingatan saya. Selain itu, ini juga merupakan perjalanan yang
menurut saya spiritual. Karena disini kita kembali ke alam dan juga mengagungkan
kebesaran Tuhan YME. Dan menurunkan ego kita sebagai manusia karena manusia itu
makhluk yang termasuk kecil dibandingkan dengan ciptaan-ciptaan Tuhan yang
lain.
Comments
Post a Comment