Posts

Showing posts from June, 2018

Patung Kartini Di Museum Kebangkitan Nasional

Image
Diandra Ayu Tri Apsari XI IPS 1 Pada hari sabtu, saya pergi ke Museum Kebangkitan Nasional. Museum Kebangkitan nasional adalah museum yang dibangun sebagai monumen tempat lahirya kesadaran nasional dan organisasi Boedi Oetomo. Museum kebangkitan nasional terletak di Jl. Abdurrahman Saleh No.26. Mudah dicapai dengan kereta atau busway jika ingin menghindari kemacetan. Dulu, Museum kebangkitan nasional adalah sebuah sekolah kedokteran yang disebut School tot Opleiding van Inlandsche Artsen atau   STOVIA. STOVIA adalah sekolah kedokteran yang didirikan pada 1851.  STOVIA merupakan perkembangan dari Sekolah Dokter Jawa. HF Roll, saat menjabat sebagai direktur Sekolah Dokter Jawa, mengusulkan ke pemerintah Belanda agar menyelengggarakan pendidikan kedokteran yang dapat disetarakan dengan pendidikan kedokteran yang ada di Eropa (Belanda). Dari usalan Roll itu munculah STOVIA.  Kurikulum pendidikan di STOVIA disesuaikan dengan School Voor Officieren van gezondeid di Utrech, sehingga l

Jalan-jalan di Bromo

Image
Oleh      : Ibrahim Ananda Survijanto Kelas     : XI IPS 1                 Pada tanggal 22 Januari 2018 hingga 27 Januari 2018, saya bersama teman-teman Sekolah Menengah Atas (SMA) Labschool Kebayoran angkatan Heksadasa Darmantya Brahwalaga yang disingkat Heksadraga melaksanakan studi lapangan ke daerah Jawa Timur, tepatnya Kota Surabaya, Kota Batu, dan Gunung Bromo. Studi lapangan ini bertujuan agar saya dan teman-teman angkatan Heksadasa Darmantya Brahwalaga dapat menambah wawasan kami dengan berkunjung secara langsung ke lapangan.                 Sejujurnya, ini bukan pertama kali saya pergi ke Kota Surabaya, Kota Batu, dan Gunung Bromo. Saya sangat sering ke Kota Surabaya yang dijuluki kota pahlawan ketika lebaran tiba karena kakek saya berasal dari Surabaya. Saya juga sebelum studi lapangan ini sudah 3 kali pergi berwisata di Kota Batu (dan Kota Malang yang jaraknya dekat dengan Kota Batu). Pertama ketika usai lebaran di Kota Surabaya beberapa tahun yang lalu. Kedua ketik

Kunjungan ke museum Satria Mandala

Image
Oleh : Reyvanza R R R M // XI IPS 1 “Jas Merah” atau Jangan sekali-sekali melupakan sejarah. Salah satu kalimat orasi yang pernah disuarakan oleh Presiden Soekarno pada salah satu pidato Kenegaraannya yang terakhir pada Hari Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1966. Mengingat kembali sejarah Berdirinya Indonesia, tidak lepas dari sejarah militer dalam masa perang kemerdekaan dan operasi-operasi sesudah merdeka melawan gerakan-gerakan separatis yang mengancam kedaulatan bangsa dan wilayah Indonesia. Museum Satria Mandala adalah salah satu alternatif tempat rekreasi edukasi tentang sejarah militer. khususnya, untuk me-refresh kembali ingatan kita tentang sejarah militer Indonesia dari aspek senjata-senjata yang mendukung operasi-operasi militer Angkatan Bersenjata Republik Indonesia atau yang sekarang dikenal Tentara Nasional Indonesia (TNI). sebagian besar benda-benda yang dipamerkan terlihat sudah kusam dan berdebu. beberapa senjata tua yang di pajang terlihat

Hari Paling Berkesan Saat Studi Lapangan

Image
Oleh: Najlaa Lathifah Wistiandono Pada awal tahun 2018, tepatnya bulan Januari, saya dan teman-teman angkatan 16 Heksadraga pergi bersama ke Jawa Timur untuk kegiatan wajib dari sekolah yaitu studi lapangan. Kami menetap di Malang selama 4 hari, dan pada hari ke tiga kami mengunjungi sekolah yang tidak jauh dari hotel kami yaitu, SMA Selamat Pagi. Dari namanya kami kira sekolah tidak jelas yang kami diajak kesana hanya untuk memperkenalkan SMA Labschool Kebayoran, dan ternyata justru kebalikannya. Kami malah terkejut dan tidak percaya sesaat sampai disana sudah melihat sebuah hotel yang dikelola oleh siswa siswi SMA Selamat Pagi. Hal tersebut membuat kami tambah penasaran dan ingin mengenal sekolah ini lebih dalam. Sesaat sampai di SMA Selamat Pagi Sesampainya disana kami langsung dijamu oleh siswa siswi SMA Selamat Pagi yang sangat ramah. Siswa siswinya terdiri dari berbagai daerah di Indonesia, dari sabang sampai merauke. Dari yang berkulit putih sampai berkulit gelap.

Kunjungan ke Museum Naskah Proklamasi

Image
Oleh      : Ibrahim Ananda Survijanto Kelas     : XI IPS 1                 Pada pagi hari di hari Minggu, saya bersama teman-teman saya mengunjungi Museum Perumusan Naskah Proklamasi. Kami pergi kesana untuk mengambil data bagi tugas pelajaran Sejarah Indonesia sekaligus berwisata. Saya sendiri sangat penasaran mengenai pertemuan antara 3 pejuang kemerdekaan Indonesia, yaitu Soekarno yang merupakan Presiden pertama Republik Indonesia, Hatta yang merupakan Wakil Presiden pertama Republik Indonesia, serta Achmad Soebardjo yang merupakan Menteri Luar Negeri pertama Republik Indonesia dengan Laksamana Muda Tadashi Maeda. Sebelum berangkat, saya datang ke rumah teman saya terlebih dahulu. Pada sekitar pukul  09.00 pagi, kami berangkat bersama dari rumah teman saya di daerah Jalan Panglima Polim menuju Museum Perumusan Naskah Proklamasi. Pertama, kami melewati daerah Senayan kemudian berbelok ke Jalan Gatot Subroto. Setelah itu, kami melintasi daerah Kuningan ke arah utara hingga tiba

Revolusi Agustus (PKI)

Image
Namiera Hamidah  XI IPS 1 PKI berada dalam Revolusi Agustus dalam keadaan dimana belum menyimpulkan pengalaman-pengalamannya mengenai front persatuan, dimana masih tetap tidak berpengalaman dalam pembangunan Partai dan tidak berpengalaman dalam perjuangan bersenjata. Atas desakan massa dengan juru bicaranya pemimpin-pemimpin revolusioner yang masih muda-muda di antaranya terdapat anggota-anggota PKI yang selama pendudukan Jepang memimpin organisasi-organisasi di bawah tanah, pada tanggal 17 Agustus 1945 diproklamasikan  Republik Indonesia. Proklamasi 17 Agustus 1945 ini adalah penjelmaan dari pada hasrat merdeka Rakyat Indonesia yang selama lebih dari 3 abad penjajahan Belanda belum pernah padam dan dalam masa pendudukan Jepang hasrat ini bertambah besar. Kaum buruh, kaum tani, golongan pemuda, dan pelajar progresif Indonesia, dengan mengambil contoh dari banyak negeri di Eropa yang membebaskan diri dari imperialisme sesudah tentara fasis dikalahkan, serta mendapat inspiras